Tentang Nur Muhammad Syariat Tharikat Makrifatulah

Advertisement
Tentang Nur Muhammad Syariat Tharikat Makrifatulah-Semoga, saduran di bawah bisa datangkan manfaat spiritual bagi yang membacanya, aamin. Semoga, saduran di bawah, bisa dibaca dengan mata-hati, tidak dengan mata biasa.Saya mohon maaf bila ada kata, kalimat dan konsep2 spiritual yang kurang berkenan di hati para pembaca. Bahwa, yang sesungguh2nya dikatakan Allah adalah Dia, yang tidak berhuruf dan tidak bersuara : "Laisa kamitslihi syai’un".Dia bukan zat, bukan sifat, bukan jisim dan bukan sekedar cahaya.

Kata, zat, cahaya, sifat, perbuatan dan rasa hanya digunakan untuk menerangkan eksistensi Allah, supaya manusia bisa faham tentang eksistensi Allah. Alif, lam, lam dan ha itu huruf, yang bukan Allah. Allah mendhahirkan sifat-Nya di dalam bentuk Roh yaitu Nur Muhammad. Dan Nur Muhammad itu adalah Roh, dan Roh itu adalah Nur Muhammad. Dan Nur Muhammad itu hakekatnya bukan manusia, bukan rasul dan bukan nabi. Untuk menzahirkan Roh itu, Allah menciptakan manusia dan seluruh makhluk yang ada di semesta raya ini.

Roh dapat dirasai melalui pergerakan dan pergerakan itulah yang menggerakan tubuh manusia dan tubuh2 lain di jagad semesta ini. Roh itu bersifat tidak nampak dan nonjasadiah. Pada ranting kayu yang patah pun ada Roh. Pada sebongkah batu pun ada roh. Pada setitik air di daun kering yang berterbangan ditiup angin pun ada Roh. Selembut apapun pada makhluk terlembut, seperti pada kuman atau virus yang tidak nampak,ada Roh yang Allah ciptakan. Pada syetan dan iblispun, Allah ciptakan Roh,melalui eksistensi Nur Muhammad tsb.

Tentang Nur Muhammad Syariat Tharikat Makrifatulah

Sebab, Allah ciptakan Nabi Muhammad, Nabi Isa dan sekalian nabi dan rasul, surga, neraka, langit dan bumi-pun, semuanya oleh karena adanya eksistensi Nur Muhammad melalui eksistensi Roh. Kalau engkau mengenal Roh maka kenalilah Allah. Kalau engkau mengenal sifat diri, maka kenalilah Allah. Buanglah sifat diri dan tutuplah mulutmu serapat2nya, apa yang akan engkau hendak katakan tentang Allah itu, tentu engkau tidak mampu ?. Karena, sesungguhnya, yang berkata-kata itu bukan sifat dirimu dan bukan mulutmu. Namun, yang berkata-kata itu adalah hanya Allah !.

Tutuplah matamu rapat2, maka apa yang engkau lihat ?. Tentu engkau tidak bisa melihat bukan ?. Karena, yang melihat itu Allah. Dan buang semua sifat dirimu, karena yang engkau miliki itu bukan milikmu. Tangan, kaki dan seluruh anggota badanmu, jangan ada yang tertinggal walau sehelai bulu romapun. Kembalikan semuanya kepada Allah !. Maka, sekarang, apa yang engkau tinggalkan ?. Masihkah engkau mempunyai jasad-fisikmu ?. Seumpama engkau mati sebelum mati, maka, jasadmu menjadi tidak ada. Yang tinggal itulah hanya Roh. Itulah Nur Muhammad (yang tidak bercerai dan tidak berpisah dengan Allah) !.

Maka, engkau bershalawatlah dan selamatkan dirimu melalui shalawat !. Engkau ucapkanlah shalawat dan mohon selamat kepada Nur Muhammad sekali saja, maka Allah akan memberikan ganjaran 10 kali mengucap shalawat dan selamat pada dirimu, Kalau Allah mengucapkan kata selamat kepada dirimu, adakah makhluk lain berani mengucapkan kata tidak selamat kepadamu ?. Adakah yang lain selain dari Allah yang berani mengucapkan kata tidak selamat kepadamu ?. Tentu tidak bukan ?. Sekarang engkau telah mengenal Nur Muhammad !.

Buang perkataan Nur, maka yang tinggal hanyalah Muhammad. Karena, dia bukan Nur. Nur Muhammad itu dari Nur Allah. Buang perkataan Nur, maka yang tinggal hanyalah Allah !. Karena Allah itu bukan Nur, maka apa yang jadi sebutan sekarang ?. Tentulah Allah dan Muhammad. Yang wujud itu : engkau bersifat tidak ada, karena yang melihat itu hanya Allah. Engkau buta alias tidak nampak. Yang hidup itu hanya Allah, engkau bersifat mati !. Engkau dihidupkan karena adanya Roh. Kalaulah Roh tidak ada, tentu engkau akan mati. Jika engkau berwudlu, siapakah yang berwudlu ?. Siapakah yang menggerakan engkau berwudlu ?.

Buang sifat diri, karena, yang tinggal hanyalah diri yang sebenar-benarnya diri. Sehingga, sampai terlihat diri ruhani, sehingga merasai diri ruhani. Wudlu engkau bisa bersih suci lagi menyucikan, barulah engkau bisa haqqul yaqin. Barulah sah wudlu engkau. Jika engkau berwudlu dengan mengaku diri yang empunya diri, sudah tentu engkau batal. Jika air wudlusudah batal, bagaimanakah engkau akan shalat ?. Sekarang berdirilah untuk mendirikan shalat. Lakukanlah seperti engkau berwudlu, siapakah yang berdiri ?. Masihkah engkau mengaku diri yang empunya diri ?. Masihkah engkau mengaku engkau yang berdiri ?.

Kalau engkau mengaku engkau yang melihat, engkau yang berkata-kata dan engkau yang bertakbir maka engkau masih belum mengenal diri engkau !. Belum menunaikan shalat, engkau sudah tidak sah. Kalau engkau meneruskan shalat, maka engkau adalah orang yang lalai dari mengingati diri. Maka neraka wail-lah tempat engkau. Yang engkau niat itu hanya lafaz niat saja.Lafadz dari bahasa Arab yang dibawa pada niat berbahasa Melayu di dalam shalat ?.

Lalu mana sebenarnya niat ?. Katakan Allah yang mendirikan niat shalat engkau, Allah yang mengerjakan, Allah yang menggerakkan. Itu yang dikatakan shalat yang tidak lalai, atau shopalat yang telah sampai. Apa yang sampai ?. Sampai terlihat diri ruhani, barulah yang dikatakan yang menyembah Dia.Yang disembah-pun Dia. Yang menerima sembah-pun Dia. Itulah yang dikatakan sebagai Ahad kepada Ahad. Itulah sebabnya, mengapa shalat adalah doa. Sebenar2 doa adalah zikir. Sebenar2 zikir adalah ingat. Sebenar2 ingat adalah gerak. Sebenar2 gerak adalah Yang Hidup. Sebenar2 Yang Hidup adalah Allah. Sebenar2 Allah adalah Rahasia-Nya. Sebenar2 Rahasia-Nya adalah Diam. Sebenar2 Diam adalah : Tiada huruf, tiada suara dan tiada asma'.

Semoga, pada yang sedang membaca tulisan ini, bisa memaklumi dan memafhumi saduran saya di atas ?. Saya dan admin idnadiota.blogspot.com, mohon maaf, jika ada yang kurang berkenan. Semoga, Allah selalu melumuri kita dengan butir2 salju keberkahan dan kerahmatan, aamiin.....!.

Advertisement